Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Sabtu, 28 Juni 2014

Menikmati Damai Sejahtera Allah


Filipi 4:6-7

    Apakah saudara menikmati damai sejahtera yang sudah diberikan Tuhan Yesus? Kita adalah PENERIMA damai sejahtera dari Allah, melalui Tuhan Yesus [Roma 5:9-10]. Ketika kita percaya Tuhan Yesus, kita diperdamaikan dengan Allah, sesama, diri sendiri dan lingkungan. Sudahkah Saudara menerima damai sejahtera ini? Di damaikan dengan Allah? Percaya dan terimalah Tuhan Yesus dan terimalah damai sejahteraNya.
    
    Karena kita telah menerima damai sejahtera Allah, sudah seharusnya kita dapat terus merasakan damai sejahtera itu. Namun kenyataannya, karena kita masih di dunia yang penuh tantangan dan kita sendiri adalah manusia yang penuh ‘kelemahan’ , terkadang damai sejahtera dapat saja menjadi ‘barang langkah.’ Itu sebabnya rasul Paulus memberikan kita nasehat praktis bagaimana dapat manikmati damai sejahtera.
 
1. Sehati dan sepikirlah [ayat 2, 3].
   Rasul Paulus menasehati jemaat Filipi agar sehati dan sepikir karena tanpa kesehatian dan kerukunan, bagaimana ada damai sejahtera? Perselisihan adalah ‘pencuri’ utama damai sejahtera Allah dalam hati kita. Itu sebabnya, hindari perselisihan dan bangunlah kesehatian dan satu pikiran. Bagikan kasih dan damai sejahtera [Matius 5:9]:. Jangan masalah kecil diperbesar, tetapi padamkan amarah, kebencian dan perdamaian.
 
2. Buanglah kekuatiran [6,7].
     Seringkali bukan pergumulan hidup yang membuat kita kehilangan damai sejahtera, tetapi KEKUATIRAN karena pergumulan hidup itulah yang mencurinya. Seharusnya Paulus, orang yang paling kuatir akan masa depannya. Bagaimana tidak, dia ada dalam penjara [Bandingkan pasal 1]. Tetapi justru Paulus mengajar jemaat untuk tidak kuatir. Kekuatiran adalah pencuri damai sejahtera Allah dalam kita. Itu sebabnya serahkanlah segala kekuatiran Saudara kepada Allah. “Serahkan”, artinya kita benar-benar menyerahkannya kepada Tuhan, jangan lagi kita ‘pegang’ kekuatiran itu. Paulus juga menjelaskan caranya, yaitu BERDOA. Serahkan kekuatiran kita dalam doa, permohonan dan ucapan syukur; maka damai sejahtera Allah PASTI kita terima [ayat 7]. Percayalah. 
 
3.Berpikirlah yang positif [ayat 8].
     Pikiran negatif dan jahat mencuri damai sejahtera kita. Itu sebabnya Paulus memberikan nasehat supaya kita terus menerus berpikir secara positif. Berpikirlah positif BUKAN-lah menyangkali kenyataan, tetapi, mendisiplin pikiran kita untuk menolak pikiran yang negatif, sia-sia dan jahat. Berpikir positif adalah melatih pikiran kita untuk memikirkan yang positif. Semua yang benar, yang mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji. Bila kita dengan kekuatan Roh Kudus mendisiplin pikiran kita untuk berpikir positif, tentu saja damai sejahtera Allah memelihara hati dan pikiran kita. 
 
4. Lakukanlah firman Allah [ayat 9].
      Ini nasehat terakhir untuk dapat menikmati damai sejahtera: Lakukanlah firman TUHAN. Paulus mendorong jemaat Filipi untuk melakukan apa yang diajarkan dan diteladankannya, yaitu kebenaran firman Tuhan. Dan saat kita melakukan Firman Tuhan, maka ALLAH SUMBER DAMAI SEJAHTERA menyertai kita [ayat 9]. Kita akan kehilangan damai sejahtera ketika kita TIDAK MELAKUKAN Firman Tuhan, ketika kita melawan firmanNya. Mengapa? Karena melanggar firmanNya menempatkan kita menjadi ‘pelawan’ Allah. Dan bukankah perbuatan dosa menyebabkan hati nurani kita tertuduh? Itu sebabnya lakukan firman Tuhan dan nikmati damai sejahteraNYa sebab bukan hanya damai sejahtera bagi pelaku Firman Tuhan, tetapi Allah sendiri, Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kita. Dan pastinya kita tidak akan pernah kekurangan damai sejahtera sebab Sumber damai sejahtera yang menyertai kita, bukan? 

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN