Selamat datang di www.wartamaranatha.blogspot.com - Memberitakan Injil dan Mendewasakan Kerohanian

Sabtu, 28 Juni 2014

HIDUP YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN


1 Tesalonika 1:2-3

    Rasul  Paulus selalu mengucap syukur karena jemaat di Tesalonika dan selalu mendoakan mereka. Ada tiga hal yang selalu diingat oleh Rasul Paulus tentang jemaat Tesalonika adalah Pekerjaan iman mereka, usaha kasih, dan ketekunan pengharapan mereka.
        Pada saat Rasul Paulus menulis  surat kepada Jemaat-jemaat, ia merasa puas dengan pertumbuhan rohani mereka. Paulus sering mengawali surat-surat tersebut dengan ucapan syukur kepada Allah untuk kualitas rohani jemaat-jemaat [Efesus 1:15-16,18; Kolose 1:3-5; Filemon 1:4-5]. Marilah kita belajar dari  pertumbuhan rohani jemaat di Tesalonika yang atasnya Rasul Paulus mengucap syukur.
 
1. Pekerjaan Imanmu.
     Artinya pekerjaan atau perbuatan yang terpancar atau dilakukan karena iman kepada Yesus Kristus. Iman adalah sikap mempercayai Allah, dan sikap ini dinyatakan dalam seluruh tindakan kita. Bukankah iman tanpa perbuatan adalah mati? Yakobus 2:17,19. Iman Kepada Tuhan Yesus harus nyata dalam perbuatan kita. Kata “Pekerjaan” itu sendiri memiliki arti ‘lapangan pekerjaan’ atau ‘life style.’  Iman bukan hanya masalah mujizat yang kita terima, tetapi iman juga  harus dinyatakan lewat pekerjaan kita atau gaya hidup kita. Artinya iman harusnya mempengaruhi seluruh aspek hidup kita. Bagaimana iman dinyatakan dalam hidup jemaat di Tesalonika? Pertama, Mereka sukacita dalam penderitaan. [ayat 6]. Iman memampukan mereka untuk tetap sukacita. Kedua, Mereka hidup kudus [ayat 9]. Mereka berbalik dari berhala-berhala, melayani dengan hidup yang kudus [ayat 9], menjauhi percabulan [1 Tesalonika 4:3]. Kehidupan Jemaat Tesalonika sebelum mengenal Tuhan Yesus adalah penyembah berhala dan masih pengaruh  pola pikir Yunani tentang pernikahan yang sangat tidak baik. Tetapi Rasul Paulus mengucap syukur karena semuanya itu mereka tinggalkan dan hidup benar dihadapan Tuhan.Terbukti dalam kehidupan jemaat ini, dengan  usaha iman mereka. Bagaimana dengan kita? kehidupan kita sebagai orang-orang yang beriman, biarlah  Tuhan dan hamba-hamba-Nya bangga melihat usaha iman kita. 
2. Usaha kasihmu
    Rasul Paulus begitu terpesona dengan kasih dari jemaat di Tesalonika, sehingga ada ungkapan-ungkapan  Paulus yang menunjukkan kerinduannya kepada Jemaat Tesalonika [1 Tesalonika 2:17; 3:6,10; 4:9]. Paulus dengan penuh kerinduan, berusaha bertemu dengan Jemaat di Tesalonika. Karena dia mendengar kabar yang menggembirakan yaitu tentang usaha iman dan usaha kasih jemaat ini.  Rasul Paulus meyakini tentang kualitas kasih dari jemaat tesalonika.
    Kata ‘usaha’ atau ‘kupou’ [dalam bahasa Yunani] artinya pekerjaan yang melelahkan, namun dilakukan dengan senang hati tanpa pamrih dan dasarnya adalah  kasih. Apa yang jemaat Tesalonika lakukan, sehingga dipuji usaha kasih mereka? jemaat Tesalonika menerima dengan baik kedatangan Rasul Paulus dan rekan-rekannya [ayat 9], dan Jemaat Tesalonika saling mengasihi/ kasih persaudaraan [2 Tesalonika 4:9-10].  Sehingga kasih  mereka menjadi kesaksian bagi orang di luar Tesalonika yang  ikut merasakan kasih mereka. Saat ini, sebuah teladan  datang kepada  kita, supaya kita  hidup dalam kasih satu dengan yang lainnya. Sehingga orang lain dapat melihat kasih itu di dalam kita.
3. Ketekunan Pengharapanmu.
    Kata ‘Ketekunan’ atau “hupomone”[bahasa Yunani] artinya kesabaran. Namun dalam ayat 3 arti kata ‘hupomone’ lebih luas. Hupomone memberi gambaran bagaimana caranya menghadapi masalah dan ketekunan yang didasari pada pengharapan yang menyala-nyala akan kedatangan Tuhan. Ajaran tentang kedatangan Tuhan Yesus begitu kuat di jemaat Tesalonika. Bahkan ada yang secara ekstrim menanggapinya dengan tidak bekerja karena berpikir Tuhan akan datang. Lepas dari pada itu, Jemaat di Tesalonika begitu sabar dan tekun walaupun ada tantangan, ada penindasan [1 Tesalonika 1:6; 2:14], Bahkan  di 2 Tesalonika  kita dapat lihat, ada ajaran sesat[2 Tesalonika 2-3] dan ada godaan dosa/kedurhakaan [2 Tesalonika 2:7]. Tetapi ajaran tentang Kedatangan Tuhan Yesus menjadi pengiburan [1 Tesalonika 4:18] dan menjadi kekuatan, karena mereka saling membangun satu dengan yang lainnya [1 tesalonika 5:11]. Bagaimana dengan kita? Apakah kita tetap tekun dalam pengharapan kita? 

Pdt. Lukas Widiyanto, M.Th.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Alasan Tidak Membayar Perpuluhan

Tiga orang yang berbeda profesi sedang berdiskusi soal perpuluhan. Mereka masing-masing mengemukakan alasan mengapa mereka belum membayar perpuluhan.

Akuntan: Saya belum membayar perpuluhan karena belum menerima surat tagihan dari Tuhan.

Pengacara: Kalau saya belum membayar perpuluhan karena belum ada undang-undang yang mengaturnya.

Bankir: Saya sih sudah lama mau membayar perpuluhan, tapi sampai sekarang saya belum tahu nomor rekening Tuhan.

cabe deeeh....

ALBUM KENANGAN